Get Paid To Promote, Get Paid To Popup, Get Paid Display Banner

Sabtu, 07 April 2012

KEGUNAAN SEJARAH

KEGUNAAN SEJARAH
        
         “Apakah gunanya sejarah ?” demikian tanya sebagian orang. ” Masa lalu sudah lewat dan tidak bisa dijangkau lagi.” Lebih baik mempelajari pengetahuan yang berguna bagi kehidupan masa kini dan masa depan. Lebih baik mempelajari pengetahuan yang tepat guna seperti keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.
         Tapi apakah benar demikian ?
         Sebagai sebuah cabang ilmu, sejarah hanya akan berguna jika kaitannya dengan masyarakat. Bahkan ada yang berpendapat bahwa keterikatannya itu harus merupakan reaksi timbal balik. Artinya, sejarah bukan sekedar bagaimana sejarah mempengaruhi masyarakat, melainkan juga harus memperhitungkan juga bagaimana ilmu sejarah mempengaruhi masyarakat. Dengan kata lain, sejarah harus berguna bagi masyarakat dan bagi ilmu pengetahuan sejarah itu sendiri.
         Secara sederhana, sejarawan Louis Gotschalk membagi guna sejarah menjadi empat kelompok atau kategori, yaitu guna edukatif, guna instruktif, guna inspiratif dan guna  rekreatif.

1. Guna Edukatif
   Mempelajari sejarah berguna untuk mendapatkan kearifan dari masa lampau, untuk melangkah ke masa depan. Sebagai contoh, kita sering mendengar slogan-slogan yang dikemukakan para pendidik atau politisi yang mengatakan: ” Kita harus belajar dari sejarah” ; ” Jangan sekali-kali melupakan sejarah” ; atau ” historia magistra vitae ( sejarah adalah guru kehidupan), dari slogan-slogan itu jelaslah adanya ajakan untuk belajar dari masa lampau agar kita lebih waspada dan lebih bijak sehingga tidak terjerumus pada kesalahan yang sama seperti yang telah lalu.
Sebagai contoh , melalui sejarah kita belajar mengenai pengaruh bom atom yang menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Di Hiroshima, 100.000 orang mati seketika dan paling sedikit 60.000 lainnya mati kemudian akibat luka radiasi. Bertahun –tahun setelah peristiwa pengeboman itu ketakutan akan bahaya radiasi inilah yang kemudian mendorong para pemimpin Blok Barat (Amerika Serikat, Inggris dan Perancis) dan Blok Timur (Uni Soviet dan Negara Eropa Timur) yang bersaing selama Perang Dingin sepakat untuk bersama-sama mengurangi senjata pemusnah masalnya masing-masing seperti senjata nuklir.

2. Guna Instruktif
   Sejarah dipergunakan untuk membantu menyampaikan suatu ilmu pengetahuan atau keterampilan, dalam suatu rangka pengajaran, seperti dalam pengajaran kejuruan. Model sejarah seperti ini banyak terintegrasi dalam bahan pelajaran teknis terkait.

3. Guna Inspiratif
   Dalam hal ini suatu karya sejarah dapat memberikan inspirasi kepada para pembacanya atau yang mempelajarinya. Di Indonesia sejarah jenis ini sering kali dijlin dengan tulisan yang meriwayatkan sekitar para perjuangan para pahlawan melawan penjajah.
Sebagai contoh sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Jenderal Besar Panglima Sudirman di masa revolusi fisik atau heroisme pejuang Indonesia dalam pertempuran di Surabaya.

4. Guna Rekreatif
   Artinya, dengan membaca atau mempelajari sejarah, kita seolah-olah dibawa berpetualang menembus dimensi ruang dan waktu. Tanpa beranjak dari tempat, kita dibawa oleh sejarah untuk menyaksikan peristiwa-peristiwa yang jauh dari kita, yang mungkin saja kita tidak mengetahui tempatnya .
Sebagai contoh, ketika kita membaca mengenai sejrah perkembangan kerajaan Majapahit , seolah-olah kita merasakan bagaimana kemajuan kehidupan pada masa itu, dengan melihat berbagai macam peninggalannya kita seolah-olah berkelana melewati dimensi ruang dan waktu kembali ke masa lalu.

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar