Get Paid To Promote, Get Paid To Popup, Get Paid Display Banner

Kamis, 19 April 2012

Arthropoda

Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthros yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Organisme yang termasuk filum Arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku. Hewan Arthropoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik, selomata dan tubuhnya bersegmen. Tubuh terdiri atas kepala (cephal), dada (toraks) dan perut (abdomen) yang bersegmen-segmen. Hewan Arthropoda memiliki organ sensoris yang sudah berkembang seperti mata, penciuman, serta antena yang berfungsi sebagai alat peraba dan pencium.
a. Kelas Crustacea
Hewan ini memiliki ciri khas, yaitu rangka luar dari kitin yang keras. Rangka luar ini keras karena mengandung zat kapur. Hewan yang tergolong kelas Crustacea kebanyakan hidup di laut, seperti kutu air, udang karang dan kepiting. Selain itu, ada pula yang hidup di air tawar atau di darat pada tanah yang lembab. Tubuh hewan kelas ini terdiri atas cephalotoraks dan abdomen. Pada kepala terdapat sepasang mandibula dan dua pasang maksila. Pada toraks udang dan kepiting terdapat 5 pasang kaki yang terdiri atas satu pasang kaki gunting (kela, yang berfungsi untuk menjepit mangsanya) dan 4 pasang kaki jalan. Pada setiap abdomen terdapat kaki renang. Ujung abdomen terdapat kaki daun (uropod). Uropod terletak diantara sisi ekor yang mendatar (telson). Makanan hewan-hewan Crustacea berupa bangkai tumbuhan atau hewan lain. Akan tetapi, ada juga yang bersifat parasit pada organisme lain. Sistem peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah terbuka karena beredar tanpa melalui pembuluh darah. Darah tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang memiliki daya ikat yang rendah terhadap O2. Sistem reproduksinya bersifat berkelamin satu (diesis). Pembuahan terjadi secara eksternal.
b. Kelas Arachnida
Secara umum, hewan yang tergolong Arachnida hidup di darat. Namun ada juga yang hidup di laut. Tubuhnya terdiri atas cephalotoraks, abdomen dan 4 pasang kaki. Arachnida tidak memiliki antena dan mandibula. Sistem pencernaan terdiri atas mulut, tenggorokan, lambung, usus halus, anus dan kelenjar racun untuk mematikan mangsanya. Respirasi dilakukan dengan paru-paru buku dan trakea. Sistem ekskresi memiliki saluran malpighi. Sistem sarafnya adalah sistem saraf tangga tali. Hewan ini memiliki mata tunggal, tubuhnya terbuka dan dapat dibedakan menjadi hewan jantan dan betina. Fertilisasinya terjadi secara internal dan tidak mengalami metamorfosis. Bagian cephalotoraks dapat dibedakan menjadi dua bagian. Kedua bagian tersebut dihubungkan oleh pedunkulus. Bagian kepala memiliki kelisera yang berfungsi menghancurkan mangsanya. Kelisera ini berhubungan dengan kelenjar racun yang terletak di daerah kepala. Selain itu, terdapat pedipalpus yang bentuknya menyerupai kaki dengan ujung bercakar. Pedipalpus memiliki fungsi yang bermacam-macam tergantung spesiesnya. Pada kalajengking, pedipalpus memiliki fungsi sebagai penangkap dan pemegang mangsa. Pada laba-laba jantan, pedipalpus digunakan untuk menyalurkan sperma.
c. Kelas Insecta
Tubuh serangga terdiri atas kepala, dada dan perut. Kepalanya memiliki sepasang antena yang berfungsi sebagai indera pembau. Mulutnya terdiri atas mandibula, maksila dan labium. Bagian dada mempunyai tiga pasang kaki. Perut terbagi atas 11 segmen. Segmen yang terakhir berubah menjadi alat reproduksi. Pada species tertentu, seperti tawon terdapat alat ovipositor. Alat ini terbentuk dari pasangan anggota tubuh yang mengalami modifikasi untuk dilalui telur, terdapat pada ujung belakang perut insecta betina. Dengan alat ini tawon mampu mengalirkan dan meletakkan telurnya ke tempat-tempat yang tidak terjangkau, seperti di dalam tubuh tumbuhan maupun hewan. Di bagian dada terdapat sayap yang biasanya berjumlah satu atau dua pasang. Sistem peredaran darahnya adalah terbuka, tidak mempunyai pembuluh balik (vena). Darah tidak mengandung hemoglobin sehingga tidak mengangkut O2 atau CO2 , tetapi hanya berfungsi mengangkut makanan. Sistem sarafnya disebut tangga tali dan pengeluaran zat sisa melalui pembuluh malpighi.
d. Kelas Myriapoda
Myriapoda merupakan hewan yang memiliki banyak kaki. Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat, terutama di tempat yang banyak mengandung sampah, misalnya di kebun dan di bawah batu-batuan. Tubuh terdiri atas kepala dan perut tanpa dada dan beruas-ruas, terdiri atas 10 hingga 200 segmen. Di bagian kepala terdapat satu pasang antena sebagai alat peraba dan sepasang mata tunggal (oselus). Penambahan jumlah segmen terjadi pada tiap pergantian kulit. Eksoskeleton terdiri dari kulit keras dari zat kitin yang berfungsi melindungi alat-alat dalam, sebagai tempat melekatnya otot dan memberi bentuk tubuh. Zat kitin tidak larut dalam air, alkohol, alkalis, asam maupun getah pencernaan hewan lain. Kulit kitin yang tipis terletak pada perbatasan antara dua segmen, yaitu di bawah kulit kitin yang tebal. Dengan adanya kulit kitin tipis inilah maka hewan ini dapat bergerak leluasa. Kulit kitin ini mengalami ekdisis. Sistem pencernaannya sudah lengkap dan mempunyai kelenjar ludah. Sistem peredaran darahnya bersifat terbuka. Organ ekskresi hewan myriapoda berupa dua pasang pembuluh malpighi yang bertugas mengeluarkan cairan yang mengandung unsur nitrogen. Sistem sarafnya disebut sistem saraf tangga tali dengan alat penerima rangsang berupa satu pasang mata tunggal dan satu pasang antena sebagai alat peraba. Reproduksi secara seksual, yaitu dengan pertemuan ovum dan sperma (fertilisasi internal).

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar